Bisnis kreatifitas video mapping saingannya bukan produk tapi karya. Pada akhirnya yang memenangkan saingan adalah, siapa yang paling kreatif dan diterima mesyarakat, bukan siapa yang menggunakan (alat) canggih untuk menciptakan karya tersebut. Sangat tergantung kreatornya.
Hal itu diungkapkan oleh Perry Tristianto dalam Talk Show Gebyar Marketing PRFM, Rabu (29/10) yang malam itu mendatangkan nara sumber Adi Panutan, owner Creative Head PT. Sembilan Matahari yang kreatifitas video mapping-nya pernah membuat kehebohan dipenutupan ulang tahun ke-66 Jawa Barat. Yaitu dengan menciptakan kebakaran Gedung Sate yang kemudian menjadi berita sensasi di berbagai harian di Jawa Barat bahkan Nasional.
Adi mengungkapkan dirinya lebih mengeksplor video mapping karena tidak banyak kompetitor yang bermain di sana, sementara demand-nya ‘cukup basah’.
Dijelaskan pula olehnya, untuk pembuatan video mapping komersil, harga yang dipatok mulai dari Rp75 juta. Sejak awal membangun PT. Sembilan Matahari, Adi bahu membahu dengan adiknya, Sony Budi Sasono, hingga kini.
“Kami memiliki pasar tersendiri. Kalau kami menjadi perusahaan film, production house atau studio desain maka kompetitor akan banyak sekali saingan, terutama di Jakarta. Tapi di dunia keratif saya ini bisa dibilang tak ada kompetitor. Intinya harus selalu ada inovasi,” kata pemuda tampan ini.
Selain Gedung Sate Adi juga pernah bersama kolaboratornya lima kali membuat sensasi, yakni Museum Fatahillah Jakarta, Universitas Pelita Harapan Jakarta, Museum Batik Pekalongan, Hotel Grand Kemang Jakarta, dan Gedung Sate Bandung.
“Video mapping selalu menciptakan sensasi karena penayangannya mengakses ruang publik dan landmark populer. Gedung Sate selama ini sering dilihat oleh warga, bahkan menjadi icon Bandung. Begitu ada sesuatu yang kita tembakkan ke gedung tersebut, dan membuatnya seolah terbakar, itu menjadi sensasi,” ujar Adi.
Adi adalah almamater Institut Teknologi Bandung (ITB) jurusan Desain Komunikasi Visual angkatan ’99. Sebelumnya ia malah sempat duduk di Fakultas Ekonomi Unpad, namun tak sampai lulus.
“Selama saya menimba ilmu ekonomi, ternyata merupakan paduan yang seimbang antara seni dan ekonomi,” tutur Adi. Adi adalah peraih gelar Master dari Design Management Northumbria Univeristy, Newcastle, Inggris. Dan belum lama ini karyanya menang dalam kompetisi di Rusia yang melibatkan banyak negara.
Video mapping pun bukanlah satu-satunya produknya. Ia juga membuat film layar lebar dan menerima order pembuatan iklan. “Yang penting, produk atau gagasan yang sudah dikelola harus bisa sustainable sehingga dapat menghasilkan uang, meski cuma dari dua disiplin ilmu, desain dan film. Kalau tidak menghasilkan uang kita tidak bisa mengembangkan karya,” kata Adi.
Membandingkan film layar lebar dan video mapping, Adi mengaku video mapping memiliki kapasitas yang sama dengan pembuatan film.
“Tapi layar lebar memang memiliki prestise tersendiri. Lain halnya dengan video mapping yang melahirkan kepuasan lebih dari eksperimentasi kreatif,” katanya. Film yang dilahirkan Sembilan Matahari antara lain ‘Cinta’ pada tahun 2009.
Leave A Comment