Tamu dalam acara Couching Clinic Talk Show Gebyar Marketing PRFM, Rabu (2/10) adalah Ali Wahyudi, owner dari CV Mutiara Mandiri yang berlamat di jalan H. Saodah No. 62/124 Jatihandap, Cicaheum, Bandung.
Ali bergerak di bidang clothing and printing manufacturing. Produknya selain kaos, jaket dan sweater. Label produknya, NUMERO ( untuk dewasa) dan NEW KIDS (untuk anak-anak). Penyaluran produknya konsinyansi ke berbagai tokot-toko.
Sebelumnya Ali mengaku bekerja di sebuah perusahaan clothing. Lalu ia mencoba usaha sendiri setelah mengetahui lika liku usaha di bidang ini.
Sudah tujuh tahun Ali menngeluti bisnisnya ini, namun ia rasakan, tak banyak kemajuan berarti, hanya sebatas bertahan saja. Kendala terutama adalah manajemen keuangan “Sistem pembayaran konsumen ke perusahaan dengan giro yang lamanya kurang lebih 1 bulan setengah, itu terasa menjadi kendala.Sehingga saya merasa sampai saat ini modal yang dikeluarkan selalu kurang terus. Pinjam kepada bank saya tak berani,” ujarnya.
Menanggapi hal ini, Perry Tristianto mengatakan, sebaiknya Ali mengubah cara memasarkannya. “Kalau Anda konsinyasi dengan sebuah toko, lalu kaos Anda laku disana, pasti yang konsinyasi dari produk kaos lai akan ikut jualan di toko tersebut. Kalau sudah begini, daya jual akan menurun. Demikian juga barang Anda juga,” jelas Perry.
Karena itu, lanjut Perry, sebaiknya menciptakan pasar sendiri. Jangan bergantung terhadap toko yang ada selama ini. “Saya dulu memulai bisnis dari berjualan kaos. Tapi saya jualannya di toko-toko kaset, dengan sablonan foto-foto musisi dunia. Di toko kaset, kaos saya tak ada kaos yang menyaingi. Yang ada saingan dengan kaset, karena itu calon pembeli tak membanding-bandingkan harga kaos saya. Berapa pun harganya akan dibeli kalau mereka suka,” jelas Perry.
Perry menambahkan, produknya juga harus berbeda, harus ada konsep, sehingga jelas arah atau target jualannya. “Saya ambil contoh, kaos thema rock, yang warnanya hitam dengan gambar-gambar seram, itu pasarnya luas sekali,” jelas Perry.
Ali sendiri mengaku tak memilki konsep khusus atau idealisme tertentu terhadap produknya, yang penting mengikuti kemauan pasar saja. Atau mengikuti order yang ada.
Namun apapun yang dialami oleh Ali, menurut Perry, sebenarnya sudah lumayan bagus. Artinya, selama tujuh tahun jalan terus dengan 10 karyawan. “Anda masih bisa makan, masih bisa menggaji karyawan, itu masih bagus. Tapi yang penting itu tadi, ciptakan pasar, misalnya, jual di rest area, dengan simbol-simbol yang mengikuti identitas rest area tersebut. Masih banyak lagi pasar yang bisa diciptakan,” jelas Perry.
Leave A Comment