Klinik kesehatan gigi dalam perkembangann belakangan ini berubah menjadi pasar yang bagus. Kini orang yang datang ke klinik kesehatan gigi tidak hanya orang yang sakit gigi, tapi tak kalah banyak orang yang datang ingin memperindah giginya, sebagai tuntutan gaya hidup fashion gigi.
Demikian Perry Tristianto dalam talk show Gebyar Marketing PRFM, Rabu, (3/9) yang mendatangkan nara sumber owner Bandung Dental Center, Billy Sam.
“Yang, dong, sekarang karena tuntutan gaya hidup yang sudah merambah keindahan gigi, maka orang yang datang ke klinik kesehatan gigi tak lagi hanya orang yang sakit gigi. Karena itu, pasar ini semakin bagus. Di sisi lain, klinik dokter gigi, khususnya di kota-kota besar, membuat konsep klinik giginya tak lagi seperti klinik atau rumah sakit, tapi berubah menjadi tempat yang menyenangkan dan tidak menakutkan bagi pasien,” jelas Perry.
Bandung Dental Center (BDC) sendiri yang baru setahun didirikan konsepnya memang dibuat tidak seperti klinik. Bahkan salah seorang bloger yang mengaku sebelumnya sangat takut ke dokter gigi, dalam blog-nya mengaku ‘jatuh cinta’ setelah menjadi pasien BDC.
Ia menuliskan begini, ruang tunggu pasien di lantai 1 lebih mirip lobby hotel ketimbang klinik ksehatan. Selain itu juga, ruangannya sama sekali tidak ada yang bau-bau rumah sakit.
Kamar mandinya bersih banget, seperti kamat mandi hotel. Tidak ada peralatan kedokteran apapun di ruang tunggu, semua ruangannya dikasih pewangi ruangan, ada TV layar datar, majalah-majalah, dan ada coffee maker (pasien boleh ambil kopi disini. Free!).
Di lantai 2 ini juga ada ruang tunggu lagi, dan lebih seperti ruang bermain anak-anak. Ruang pemeriksaannya sendiri ada 3 ruang. Tiap ruangannya disekat-sekat pakai kaca transparan, setiap tembok ruangannya di cat berbeda warna.
Dokter-dokternya muda. “Saya ditangani dokter yang memakai kerudung, cantik, sangat sabar melayani pasien rewel dan yang takut banget ke dokter gigi seperti saya ini”.
Menurut Billy Sam memang kliniknya sengaja dibuat tidak seperti rumah sakit. “Bahkan, di klinik pernah ada pengalaman, seorang anak kecil yang habis berobat gigi, tidak mau pulang, nampaknya betah main di klinik, ya, kami senang,” ujar Billy Sam.
Menurut Billy Sam memang kliniknya sengaja dibuat tidak seperti rumah sakit. “Bahkan, di klinik pernah ada pengalaman, seorang anak kecil yang habis berobat gigi, tidak mau pulang, nampaknya betah main di klinik, ya, kami senang,” ujar Billy Sam.
Akhirnya, gaya hidup membuat klinik gigi konsepnya harus berubah menjadi tempat yang menyenangkan. Terutama di kota-kota besar.
Leave A Comment