Bisnis Arafa Tea masih bisa dimaksimalkan peluang dan keuntungannya. Karena sekarang saja, meski brand ini belum begitu terkenal, tapi sudah mampu meraup omzet ratusan juta perbulan, apalagi jika lebih terkenal lagi.
Demikian Perry Tristianto dalam Talk Show Gebyar Marketing PRFM, Rabu (22/10) yang malam itu mengambil thema ‘Pemberdayaan Produk Pedesaan’, dengan mendatangkan nara sumber Ifah Syarifah dan Evi Amalia, owner dari Arafa Tea. Ifah dan Evi adalah kakak beradik.
Sukses Tea Arafa selain bekerja sama dengan mahasiswa, juga menggandeng para petani dan pemilik kebun teh. Kebun teh tersebut tersebar di beberapa daerah di Jawa Barat, antara lain, Ciwidey dan Garut Selatan.
Tea Arafa usaha yang mengolah komoditas teh hijau menjadi berbagai varian penganan. Usaha ini dibangun sejak 2007 dan kini bisa meraup omzet Rp350 juta — Rp400 juta per bulan.
“Indonesia negara penghasil teh terbesar di dunia. Tapi, teh-teh grade A diekspor. Indonesia hanya mengonsumsi teh berkualitas rendah,” kata Ifah.
Selain itu Arafa Tea melakukan inovasi. Jika biasanya pengusaha hanya membuat produk daun teh untuk diseduh, mereka justru menggunakan bubuk teh hijau (matcha powder) sebagai bahan baku aneka macam makanan dan minuman.
Produk unggulan Arafa Tea antara lain cokelat green tea, opak green tea, dan minuman instan (matcha drink). Jenis minuman instan yang terbuat dari campuran bubuk teh hijau, creamer, dan gula. Dikemas dalam sachet dan tak disangka, banyak orang tertarik lantaran rasanya yang khas.
Lalu diikuti produk-produk lain yang inovatif. Antara lain, cokelat rasa teh hijau yang tersedia 3 level rasa.
Inovasi lain, mencampur opak ketan dan cokelat green tea ditaburi dengan salah satu jenis teh Jepang yang bernama genmaicha .
“Rasa opak yang biasa-biasa saja jadi istimewa,” katanya. Konon, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pernah memesan 2.500 opak green tea ini.
Produk lain yang juga diproduksi oleh Arafa Tea adalah aneka ragam daun teh yang dikemas dalam kaleng. Produk-produk Arafa Tea dibanderol mulai dari Rp10.000 — Rp125.000.
Kakak beradik ketika memulai usaha ini mengaku tak paham tentang hal-hal yang berkaitan dengan pangan. Karena itu ia minta dibantu mahasiswa dari Fakultas Teknologi Ilmu Pangan Universitas Padjadjaran, Bandung, untuk melakukan riset dan penelitian. “Semua penelitian dilakukan di laboratorium kampus,” kata Ifah.
“Sebenarnya masih banyak produk makanan dan minuman lain yang bisa dibuat dari matcha powder. Salah satu makanan yang pernah kami buat adalah brownis green tea. Brownis unik ini hanya kami produksi di bulan Ramadhan,” ujar Ifah.
Leave A Comment