Keuletan dan kemauan keras diperlukan dalam menggeluti bisnis. Setidaknya itulah yang dilakukan oleh Francisco, anak muda asal Bandung yang menjadi nara sumber dalam acara talk show Gebyar Marketing PRFM, Rabu (30/10).

“Dari cerita perjuangan hidupnya memang cukup pahit dan keras, saya rasa itu menjadi modal kearah sukses,” komentar Perry Tristianto setelah mendengar kisah kegigihan Fransisco.

Usai lulus SMU di Bandung, Frans memperdalam ilmu di kota Seatlle, Amerika Serikat. Sebuah kota yang pernah dijadikan setting film ciamik, ‘Sleepless in Seattle’ (1993) yang dibintangi oleh Tom Hanks dan Meg Ryan.

Namu kota Seattle yang juga berjuluk ‘kota hujan’ dan sangat indah itu, ternyata bagi Francisco sangat keras. Disamping study, ia bekerja, mulai dari kerja sebagai Satpam hingga menjadi sopir truk. “Saya kerja sebagai Satpam mulai subuh sampai tengah malam,” kenang Frans, panggilan anak muda ini.

Dikenal sebagai kota hujan juga dikenal dengan kota jam. Sementara orang tua Frans selama ini berbisnis jam di BIP Bandung, nama tokonya ‘San Fransisco’. “Saya di Seattle ambil manajemen dan finance,” jelas Frans.

Maka tidak mengherankan jika ia kembali ke tanah air, di Bandung ia menggeluti bisnis jam. Dialah pemilik toko ‘Gudang Jam’ yang ada di jalan Ternate Bandung. “Sejak sekolah SD saya mengerjakan PR di toko jam orang. Waktu SD saya sudah bisa memasang bateri jam. Jadi saya tahu betul seluk beluk dengan bisnis jam,” jelas Frans.

Dan yang paling diingatnya dari ‘pelajaran’ orang tuanya berdagang adalah bagaimana memuaskan pembeli, sepuas-puasanya, dan tidak mengambil untung terlalu besar. “Pelayanan yang memuaskan terhadap pelanggan membuat pembeli setia dan bertambah dengan mengajak teman atau saudaranya berbelanja ke toko kami. Ada pelanggan kami sejak masih kuliah sampai berkeluarga dan punya anak, “ jelas Frans.

Hal itu diterapkan oleh Frans dengan ‘Gudang Jam’-nya. “Pelayanan yang memuaskan itu yang saya coba terapkan. Bahkan saya pernah mengantar jam yang dibeli sampai ke Subang. Pembeli senang dengan pelayanan itu dan beberapa waktu kemudian balik lagi ke toko kami membawa temannya belanja,” kata Frans.

Selain itu, menurut Frans, kejujuran dari penjual sangat diperlukan. “ Kalau ada orang yang mengira baterei jamnya sudah mati dan mau diganti, namun ketika kita periksa ternyata batarei ini masih bagus, maka kami akan mengatakan dengan jujur, bahwa batereinya masih bagus. Dengan demikian ia percaya kepada kami, dan akan kembali kepada kami suatu saat,” jelas Frans.