
viking-fan-persib bandung shop
Menjual merchandise merupakan bisnis fanatisme terhadap sekelompok massa. Dengan demikian pasar yang ditarget adalah adalah orang-orang yang fanatik terhadap asosiasi tertentu. Meskipun target itu mungkin kalangan tak beruang, , tapi mereka rela menyisihkan uangnya untuk membeli merchandise yang melambangkan dari hal yang sangat mereka cintai atau mereka fanatiki.
“Mereka mungkin ada yang tak memiliki uang banyak, tapi demi kecintaan terhadap Persib, rela merogoh koceknya untuk merchandise Persib,” demikian Perry Tristianto dalam talk show Gerbyar Marketing PRFM, Rabu (1/4) yang mendatangkan tamu Firman, owner Viking Fans Shop, yang menangkap peluang bisnis dengan menjual merchandise Persib Bandung. Thema talk show malam itu Bisnis Merchandise Persib.
Sementara Popy Rufaidah mengatakan, merchandise merupakan produk emosional dan tak logis, mainnya di perasaan. Khusus mengenai Persib, sebagai club sepakbola yang sudah sangat tua, bahkan lahir sebelum Indonesia merdeka, merupakan club yang sudah sangat dicintai sudah sangat lama. “Ini tentu market yang bagus,” jelas Popy.
Sebagaimana diketahui, Firman merupakan pendiri The Official Viking Persib Fanshop, sebuah toko yang menyediakan berbagai atribut seperti merchandise dan jersey Persib . Firman memiliki ide untuk memasarkan barang-barang melalui cara yang tidak biasa. Yakni memasarkan produk Viking Persib Fanshop di dalam sebuah bus. Mulanya beroperasi di depan Gedung Sate setiap hari dari pagi hingga malam. Menyediakan beraneka macam merchandise bagi pecinta Persib Bandung, mulai dari kaos, jaket, syal, karpet, spring bed, 35 item. Firman merintisnya sejak tahun 2006.
Tak hanya itu, Firman Fans Shop juga mengurus segala keperluan bebotoh, seperti menyediakan transportasi untuk ribuan bobotoh, yang ingin ikut mendukung Maung Bandung di pertandingan di luar kota Bandung. Bahkan saat berlaga di Solo dan Surabaya untuk mendukung Persib, mereka pergi ke kedua kota itu.
Menurut Firman lagi, modal awalnya beberapa tahun lalu Rp. 5 juta. “Waktu itu saya buat kaos Persib sebanyak 500 pcs, kaos itu laris manis, tapi ketika dijual, ada yang bayar ada yang tidak. “Ya, teman-teman yang membeli. Ada yang beli ada yang tidak bayar. Saat itu buat saya tak penting, hitung-hitung promosi. Selama tiga bulan pertama tak ada keuntungan. Waktu itu saya hanya punya satu toko,” kenang Firman.
Namun kini Firman memiliki 17 toko. Memiliki satu bus, dan selalu ikut memeriahkan ultah Viking di setiap kota di sekitar Bandung. “Bus Viking Fanshop ini lahir atas ide dari para bobotoh yang berasal dari luar kota Bandung,” tutur Firman.
Kesuksesan Firman ini menurut Popy sangat unik, karena kalau di luar negeri, merchandise club sepakbola dipegang oleh manajemen club. Tapi di Persib dipegang oleh penggemar Persib. “Karena itu saya sarankan agar Viking mengurus aspek legalitasnya. Itu penting sekali,” jelas Popy.
Firman sendiri sebelum sukses seperti sekarang ini pernah kerja di toko bersama Peter Firmansyah, yang kini sukses dengan label Petersaysdenim. Bahkan Firman pernah kerja sebagai cleaning service sambil kuliah. Namun usaha kerasnya yang tak kenal lelah kini memperoleh hasil.
Leave A Comment