Dalam mempersiapkan Bandung Teknopolis di Gedebage, harus jelas dulu konsepnya, dan siapa yang akan masuk dan mengisinya? Apakah investor, pengusaha, UKM? Kalau mau menciptakan Bandung Teknopolis yang benar , jangan sampai pada akhirnya pembangunan seperti yang sudah-sudah ada. Harus mencerminkan kota Bandung,
Demikian komentar Perry Tristianto dalam Talk Show Gebyar Marketing PRFM, Rabu (27/4) yang malam itu menghadirkan nara sumber dua mahasiswa Fakultas Universitas Parahyangan (UNPAR), Nizar Fadlurohman (Direktur Economi Experience 2016), dan wakilnya, Vicentius Andrew Nugroho.
Malam itu memang sedang mengupas konsep Bandung Teknopolis, serta dampak pembangunan Bandung Teknopolis terhadap perekonomian berbasis teknologi dan sebagai pusat perekonomian baru.
“Kalau tekanannya pada ekonomi, harus jelas yang masuk siapa? Apakah investor, pengusaha atau UKM? Harus jelas, agar Bandung Teknopolis-nya nampak. Sekarang coba ke bandara Husein Sastranegara, Bandung. Disana mana ada ciri-ciri kuliner Bandung? Tidak ada. Karena apa? Karena UKM tidak bisa masuk, biaya sewanya berat buat mereka. Apa mau seperti itu? Jadi kalau yang diajak pengusaha, adalah pengusaha yang mengerti tentang konsep Bandung Teknopolis ini,” jelas Perry.
Perry juga menegaskan, untuk membangun Gedebage perlu dana yang sangat besar. Untuk penghijauannya saja sudah pasti makan biaya yang tinggi. Belum pembangunan – pembangunan lainnya. “Ini menyangkut dana yang tidak kecil,” tegas Perry.
Gedebage sendiri selama ini image-nya adalah kawasan banjir. Namun Nizar dan Andrew menjelaskan, dengan Bandung Teknopolis Gedebage dibranding menjadi creative city yang digabungkan dengan pesona culture Bandung.
Perry Tristianto yang selama ini banyak membina banyak UKM dan membangun tujuan wisata dengan menonjolkan ciri atau culture Bandung berharap UKM bisa disertakan. Bukan hanya membangun berciri Bandung, tapi juga mengangkat dan memarketingkan UKM-UKM yang berasal dari Bandung dan sekitarnya.
Ridwan Kamil sendiri pernah mengatakan berdasarkan penelitian sekitar 10 tahun yang lalu, kesempatan untuk mengembangkan Kota Bandung memang terletak pada daerah Bandung Timur yang termasuk di dalamnya adalah wilayah Gedebage. Dan diwajibkan agar ada komponen ekonomi di dalamnya dan bisa menyerap tenaga kerja layaknya sebuah kota.
Bandung Teknopolis itu sendiri sebelumnya akan diseminarkan pada tanggal 29 dan 30 April 2016. Pembicaranya adalah kalangan yang relevan dengan konsep ini, disamping Ridwan Kamil sendiri sebagai Walikota Bandung, juga ada Direktur Walhi Dadan Ramdan, pengamat tata kota, Hesti D Nawangsidi dan Ishak Somantri, dosen EP Unpar.
Seminar ini free, dan diperuntukkan kepada mahasiswa, dan memperoleh sertifikat, anck, lunch serta seminat KIT. Hari pertama, tanggal 29 April 2016 berlangsung di Ruang Audio Visual Fisip Unpar, jalan Ciumbuleuit No. 94 Bandung (mulai pukul 14.00 sampai 20.00 Wib). Hari kedua, tanggal 30 April 2016 digelar di Hotel Sheo, jalan Ciumbuleuit no. 152 Bandung (dimulai pukul 08.00 sampai 16.00 Wib). Peminat bisa menghubungi Anastasia Adelline, Hp, 081284500880.
Leave A Comment