Sekarang ini di Indonesia merupakan era emas bisnis properti. Angka fantastis diraup oleh perusahaan property. Di Jakarta saja, apartemen dijual laris bak kacang goreng. Gedung belum dibangun, gambar baru dibuat, tetapi sudah banyak terjual. Bahkan para calon pembeli sudah antri sejak subuh.
Di Bandung juga ada pengembang yang telah berusia 41 tahun, dan sampai kini masih eksis. Namanya PT Margahayu Land Group yang merupakan holding company yang banyak memiliki anak-anak perusahaan.
Direktut Utamanya, H. Hari Raharta Sudrajat SE sebagai generasi keduanya mengatakan, perusahaannya bisa eksis sampai kini karena kredibelitas dan pelayanan kepada konsumen terus dijaga sebaik mungkin. “Harus punya tradisi tinggi tentang kredibilitas, reputasi, kreativitas, kualitas dan terus melakukan promosi. Jangan terlena, Coca Cola saja masih terus promosi, “ jelas Raharta dalam ‘Talk Show Gebyar Marketing PRFM’, Rabu (7/11).
Hal ini dibenarkan oleh Perry Tristianto. Namun Perry menyebut beberapa pengalaman pahit rekan-rekannya yang kecewa terhadap pengembang lantaran tidak menepati janji. “Ada rekan-rekan saya yang dijanjikan bisa menempati rumah atau apartemen sesuai tanggal perjanjian, namun molor dari waktu yang ditentukan. Ini kan merugikan konsumen. Bagaimana ini, Pak?,” tanya Perry.
Diakui oleh Raharta ada konsumen yang mengeluh karena kecewa proses pembangunan yang sangat lamban, dan tidak sesuai dengan waktu yang dijanjikan. Namun menurut Raharta, pengembang seperti itu nantinya akan ditinggalkan. “Pengembang harus menepati janji sebagaimana kesepakatan. Sebaiknya memilih pengembang yang kredibel. Kalau kami sebagai anggota REI secara rutin ada pengarahan dan edukasi, sehingga tak sampai mengecewakan konsumen,” tutur Raharta.
Banyaknya permintaan di era emas property bisa berdampak pelayanan menjadi kurang memuaskan. Hal itu yang harus dihindari. Menurut Popy Rufaidah yang malam itu diwawancara via telpon karena ada keperluan ke Papua, mengatakan, kebutuhan rumah sekarang ini belum bisa diakomodasi dengan baik. Popy menyebut, di Bandung sekarang ini membutuhkan rumah antara 13 sampai 18 juta rumah, namun yang bisa dipenuhi baru sekitar 50 persen.
Hari Raharta Sudrajat mengiyakan apa yang dikatakan Popy. Namun ia mengemukakan, tingginya tingkat kebutuhan rumah di wilayah Jabar, tidak terimbangi dengan ketersediaan lahan untuk merealisasikan pembangunan landed house. Karena itu kini pihaknya membangun apartemen. “Namun harus juga diiringi dengan sosialiasi tentang apa itu apartemen, karena masih banyak masyarakat yang ragu terhadap apartemen,” tutur Raharta.
Jangkauan perluasan pekerjaan Margahayu meliputi Bandung Timur, Ranca Ekek, Cijerah sampai wilayah Jawa Barat, seperti Bogor, Bekasi dan Cirebon. Dan karya spektakulernya membangun Metro Soekarno Hatta Estate.
Menurut Perry, pembangunan Metro ini merupakan terobosan yang luar biasa, dimana saat itu Margahayu tak hanya bisa membangun pemukiman, tapi membawa outlet fast food waralaba. “Awal tahun 1990-an membawa waralaba fast food merupakan barang mewah. Padahal dulu adanya Metro di desa, jauh dari kota. Luar biasa. Dan saat itu Metro menjadi kota satelit,’ kata Perry.
Sampai sekarang Margahayu Land sudah membangun 30 perumahan di Bandung dan Jawa Barat yang dihuni sekitar 40 000 Kepala Keluarga. Margahayu juga membangun apartemen Newtown Hybrid Park.
Margahayu Land banyak menerima banyak penghargaan, antara lain dari Bank Tabungan Negara (BTN), Perusahaan Pembangunan Perumahan Sederhana pada 1984, Pembangunan Rumah Teladan Daerah Bandung dari PT Papan Sejahtera pada tahun 1990. Sementara penghargaan Internasionaln‘European Gold Star for Quality’ dan ‘The Gold for Leading Enterpreses’ dari CIEMIP tahun 1988 dari Spanyol.
Sesuai dengan visi dan misinya, Maragahayu Land bercita-cita menjadi perusahaan property pribumi terbesar di Jawa barat.. Dan yang tak dilupakan adalah, memperhatikan kelestarian lingkungan hidup sebagai bagian dari program pembangunan property secara menyeluruh
Leave A Comment