Seminar di hadapan para mahasiswa, Perry Tristianto mengingatkan, bahwa orang sukses usaha rata-rata diawali dari kecil atau dari bawah. “Tak ada sukses yang tak dimulai dari bawah. Sekarang, masalahnya, kalian yang orang orang kuliahan, mau tidak memulai dari bawah?,” tegas Perry Tristianto dalam Seminar berjuluk ‘Meet The CEO’ yang digelar hari Jumat, (20/3) di Kampus Universitas Kristen Maranatha, Bandung.

Selain Perry Tristianto dalam seminar sehari itu hadir sebagai presenter Henry Husada, CEO Kagum Group, Nanda Persada, CEO PM Artist, Hendy Setiono, CEO CEO Baba Rafi, dan Ishak Surya, CEO dari Anata Salon.
Lebih lanjut Perry mengatakan, “Banyak entrepenuer yang sukses namun tidak memiliki latar belakang pendidikan tinggi. Nah, kalau kalian sarjana atau S-2 atau bahkan lebih tinggi lagi, masa tidak bisa mengalahkan orang tidak berpendidikan tinggi? Tapi masalahnya itu tadi, mau tidak kalian memulai dari bawah,” jelas Perry lagi.

Menurut Perry, meski banyak orang yang menggeluti usaha tanpa pendidikan mamadai, tapi kalau mereka disaingi oleh kalangan yang berpendidikan, pasti memiliki perbedaan. Yang berpendidikan akan mengelola secara lebih bagus dan benar. “Pendidikan penting, tapi dalam menggeluti usaha yang dibutuhkan adalah pengalaman hidup, nah, itu bisa diambil dari memulai dari bawah,’ tegas Perry.

Lebih jauh Perry memberi contoh pengalaman terhadap para pegawainya. Menurutnya, pegawai atau SDM di Indonesia
memiliki nilai plus yang luar biasa. Mereka rata-rata merasa memiliki terhadap tempat kerjanya, sehingga tak keberatan lembur, asal hak mereka terpenuhi. “Di Singapura atau Australia, pegawai jarang ada yang mau lembur, tapi di Indonesia tidak demikian, SDM nya kooperatif,” kata Perry.

“Namun”, lanjut Perry, “wawasan SDM kita sangat kurang. Karena itu kita perlu mentransfer smart kepada mereka. Itulah bedanya jika orang memulai usaha tidak berpendidikan dengan yang kurang pendidikan,” jelas Perry.
Dalam sesi tanya jawab, ada seorang mahasiswa yang bertanya soal pentingnya modal.

Perry menjawab modal penting, tapi tak harus besar. “Ambil modal dari sepersekian puluh persen uang yang Anda miliki. Jangan semua ditanamkan. Karena kalau gagal membuat Anda bangrkut. Tapi kalau sebagai kecil, kan masih memiliki uang banyak kalau gagal. Dari kegagalan itu, banyaklah belajar, dan mencoba bangkit lagi. Apakah saya selalu sukses? Tidak? Banyak usaha saya yang gagal. Tapi orang selalu menilai saya selalu sukses, itu tak benar,” tegas Perry.