Sebanyak 20 calon entreprenuer binaan Bank Indonesia Jawa Barat mendapat pencerahan dari bos The Big Price Cut (TBPC) Group, Perry Tristianto, Jumat (9/11) di gedung Bank Indonesia (BI) Braga. Dalam pencerahan yang berlangsung sore itu berlangsung akrab dan hidup.

Dalam pelatihan yang diberi nama BITREPRENUER : Menciptakan Wiraswastawan Baru yang Inovatif dan Berdaya Saing Tinggi itu, Perry kembali menekankan pentingnya menciptakan pasar, bukan memasuki pasar. Salah seorang peserta yang membuat produk dari sisa limbah kayu sehingga menjadi bentuk rumah atau pemandangan, bertanya, bagaimana cara memasarkannya? Karena peserta tersebut bingung hendak memasarkan barangnya?

 

Menurut Perry, membuat produk seperti itu memang relatif sulit memasarkannya, tapi bukan tak bisa menciptakan pasar. “Kalau kita menjual produk makanan, mungkin mudah menciptakan pasar. Tapi kalau produk dari limbah kayu ini, sebaiknya menciptakan pasar yang sesuai dengan produknya. Misalnya membuat Gedung Sate, lalu dijual di Gedung Sate. Membuat Mesjid Kubah Emas, lalu dijual di pelataran Mesjid Kubah Emas. Dengan demikian ada history-nya. Bahwa produk itu diperoleh atau dibeli oleh yang bersangkutan dari berwisata ke tempat-tempat tersebut,” ujar Perry.

Yang juga sangat ditekankan oleh Perry, dalam membuat usaha jangan mudah putus asa, karena gagal pasti akan datang menghampiri, itu pasti. “Yang penting, kalau gagal kita tak sampai sengsara-sengsara banget. Sehingga masih bisa bangkit. Karena itu modal yang ditanam jangan terlalu besar, bertahap saja sesuai kebutuhan,” tutur Perry.

Lebih lanjut Perry mengumpamakan membangun usaha dengan mencoba mencari kekasih. Kalau seseorang mendekati calon kekasih, pasti tidak langsung diterima. Ada pendekatan dulu, mungkin beberapa kali ditolak. Dari ditolak itu harus dicari apa sebabnya. “Mungkin produk kita kurang bagus, atau bahasa kita tidak tepat, atau tempat kita tidak pas. Atau orang yang ditarget terlalu muluk atau terlalu rendah, semua harus dianalisa, sampai ketemu sebabnya,” tutur Perry.

Kata Perry, hal lain yang paling penting dalam membangun usaha adalah inovasi. Inovasi bisa dicari dengan banyak bergaul dan mengamati. Menurut Perry, mungkin produk kita biasa-biasa saja, tapi jika didalam menyajikan ada inovasi yang baik, bukan tak mungkin sukses. Lalu Perry menunjuk contoh, Cafe I Love You, yang ramai dikunjungi anak-anak remaja. Karena kabarnya kalau sepasang remaja makan disitu, hubungan cintanya akan langgeng. “Apa ya seperti itu? Belum tentu, tapi pemiliknya demikian pintarnya melansir cerita seperti itu, dan dipercaya, maka sukseslah dia,” tutur Perry.