Produk Baso Goreng atau yang terkenal sebagai basreng sebenarnya merupakan produk yang banyak ditemui. Namun kalau ada sedikit inovasi didalamnya, lalu banyak menarik minat, maka yang perlu ditekankan adalah menggenjot marketingnya.
Demikian Perry Tristianto dalam Talk Show Gebyar Marketing PRFM, Rabu (6/5) yang malam itu mendatangkan nara sumber Sissy Sanmarji, owner ‘Ratu Basreng’.
Yang membuat Ratu Basreng berbeda dengan basreng lain adalah Ratu Basreng memiliki berbagai rasa termasuk yang tidak rasa pedas, sehingga cocok untuk dikonsumsi siapa saja.
“Selama ini basreng memang dikenal pedas. Lalu bagaimana jika ada yang tidak suka pedas? Karena itu saya bikin yang tidak pedas. Bahkan saya membuat dalam berbagai macam varian, seperti rasa bawang, rending, pedas keju, bawang keju sampai dengan barbeque, namun tetap tak meninggalkan ciri pedas dan extra pedas yang sudah ada. Nantinya, saya ingin menghadirkan Basreng rasa Nusantara, misalnya, rasa sate,” tutur Sissy, gadis asal Banyumas ini.
Produknya itu sudah bisa menembus negara-negara tentangga, bahkan ke Amerika Serikat. Menurutnya, beredarnya ke negara-negara tentangga dan Amerika lantaran dipesan oleh orang Indonesia yang ‘kangen’ menyantap basreng. “Jadi bukan dalam bentuk container besar. Tapi saya merasa bangga dengan permintaan dari luiar negeri itu,” jelas Sissy.
Sissy yang kini menetap Bandung, untuk kawasan Bandung dan sekitarnya ia menjual secara on line atau di tempat-tempat tertentu. “Kebanyakan sih dibeli secara on line.” jelas Sissy.
Yang menarik dari bisnis yang digeluti Sissy adalah, ia berangkat dari rasa kekecewaan hidup lalu terjun ke bisnis. “Saya mengalami kekecewaan yang mendalam saat masih berstatus sebagai karyawan di salah satu perusahaan. Saat itu ibu sakit parah, saya tak diberi izin perusahaan untuk menjeguk, kalau pun boleh harus melalui prosedur yang cukup bertele-tele. Dari sanalah saya berpikir untuk berwiraswasta, agar saya bisa mendampingi ibu,” kenangnya.
Saat itu yang digeluti tidak langsung basreng. Di Jakarta ia pernah mencoba usaha sate, tapi tak ada pekermbangan, lalu pindah ke Bandung, usahanya banting setir ke baso, juga gagal.
“Saya kemudian banyak membaca buku bisnis dan mengikuti seminar. Saat itu hidup rasanya tak jelas mau kemana? Akhirnya saya putuskan memilih bisnis basreng dengan inovasi, ternyata ada perkembangan positif,” kenang Sissy lagi.
Leave A Comment