Perry Tristianto menegaskan kembali perlunya inovasi atau kreatifitas yang dilakukan oleh pelaku UMKM. Tanpa inovasi dan kreatifitas, hasil atau target yang akan dicapai tidak akan maksimal. Hal ini ditegaskan Perry Tristianto dalam ‘Talk Show Gebyar Marketing PRFM’, Rabu (17/2) yang malam itu mendatangkan nara sumber Kepala Dinas Koperasi dan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) Jawa Barat, Dr. Dudi Sudrajat, dan mengambil thema ‘Program Wirausaha Baru’.

Lebih lanjut Perry menegaskan, inovasi itu meliputi 4 P ( Product, Price, Place dan Promotion). “Berbicara soal 4 P, menurut saya ini memang bisa jadi standar, tapi jangan terpaku harus memiliki 4 P kalau membuat usaha. Ada 2 P saja sudah baik, nanti P lainnya menyusul,” tutur Perry. Perry juga menakankan, yang juga sangat penting bagi pelaku UMKM adalah mengikuti perkembangan dan mengamatinya.

Dari sisi produk Perry memberikan contoh produk dari outlet yang dimilikinya sendiri, yaitu Tahu Susu Lembang. Perry menceritakan, bagaimana menciptakan produk inovatif tahu dengan mengombinasi dengan susu, sehingga rasanya berbeda dan lebih enak, lebih halus dicerna dan banyak disukai konsumen.

“Lalu saya memberikan nama Tahu Susu Lembang. Saya tidak memberi nama Tahu Susu Perry. Karena nama Lembang lebih bisa mewakili, dan lebih terkenal. Itu salah satu cara trick memberi nama produk,” jelas Perry.

Lebih lanjut Perry menjelaskan soal Price. Menurutnya harga hendaknya yang bisa terjangkau, dan dilihat apa dan bagaimana target marketnya. “Jangan mengira menjual produk harga murah pasti laku. Juga jangan mengira menjual harga mahal tidak laku,” tegas Perry.

Soal Place, Perry sering menegaskan, jangan memasuki pasar, tapi ciptakan pasar. “Misalnya punya produk kue, jangan masuk ke pasar kue. Disana banyak saingan, sehingga harga juga tak bisa dijual mahal. Maka ciptakan pasar sendiri, contoh ekstrimnya, misalnya jual kue di apotik. Kenapa tidak? Orang ke apotik juga bisa butuh kue, misalnya untuk minum obat. Dan karena disana tak ada saingan harga bisa dibuat mahal. Apalagi kalau kue itu enak, maka itu menjadi promo tersendiiri,” tegas Perry.

Soal Promosi, Perry memberi contoh warung Ce’Mar yang berjualan gule sapi tengah malam di Bandung dan sukses, sehingga bisa hidup mewah. “Ce’Mar, sang pemilik kalau menyapa pelanggan manis sekali, itu adalah bagian promosi. Contoh lain, kripik Maicih, sebenarnya Maicih sukses karena saat itu twitter baru ada. Mereka promo gencar via twitter, dan sukses. Jadi promo bisa dari segi apa saja,” tegas Perry.

Perry juga menegaskan, meski UMKM banyak dibina pemerintah, tapi hendaknya dalam melakukan promosi atau mengenalkan produknya jangan menggunakan bahasa kaku. “Jangan lah mempromosikan cara demikian, misalnya, ini produk dari Garut. Itu bahasa kaku, buatlah yang lebih inovatif, sehingga membuat orang tertarik,” jelas Perry.