Produk kuliner halal merupakan potensi menarik wisata Indonesia untuk kalangan wisman mancanegara, terutama dari negara-negara Arab. Dengan meningkatkan kuliner halal, semakin menjadi daya tarik bagi wisman Timur tengah.  Hal ini yang dinilai Perry  Tristianto  kurang ditangani secara maksimal.

Hal itu diutarakan oleh Perry Tristianto dalam Talk Show Gebyar Marketing PRFM, Rabu (3/7), yang malam itu membahas perjalanan host Gebyar Marketing PRFM,  Popy Rufaidah saat mengunjungi  berbagai  negara Eropa dari sudut kacamata wisata.

Menurut Popy Rufaidah, di negara-negara Eropa tak sedikit yang restoran yang menyajikan dengan sertifikat halal. Hal itu yang kemudian disebut Perry Tristianto, bahwa Indonesia belum maksimal dalam menjaring wisman muslim, dengan lebih banyak menyediakan makanan bersertifikasi  halal.

“Kalau orang-orang Timur Tengah mungkin kurang tertarik datang ke Singapura, karena disana sedikit sekali resto bersertifikasi halal. Kesempatan ini yang harus diambil Indonesia. Mereka wisman banyak uang,” tegas Perry.

Popy Rufaidah mengiyakan apa yang dikatakan Perry tersebut. “Memang kita sudah memiliki hotel untuk pasangan halal, lalu ada kolam renang  hijab yang dipisah antara pria dan wanita, namun masih banyak potensi yang bisa digarap untuk menarik wisman muslim,” tegas Popy.

Lebih jauh Perry juga mengungkapkan keheranannya atas fakta dunia wisata di Indonesia. Menurut Perry, kenapa tujuan wisata yang dimiliki pemerintah justru masuk tiket masuknya, sementara milik swasta jauh lebih murah. “Ini kan ironis, seharusnya tujuan wisata milik pemerintah lebih murah ketimbang milik swasta. Ini yang harus dikaji lagi,” jelas Perry.

Kembali berbicara soal sertfikasi halal, Taiwan dan Korea Selatan adalah sebagian negara non-muslim yang belakangan dengan gencar  meningkatkan kenyamanan wisatawan muslim dari negara Timur Tengah dan Asia Tenggara dengan lebih banyak menyediakan kuliner bersertifikasi halal..

Kementerian Kebudayaan, Olah Raga, dan Pariwisata Korea Selatan belum lama ini meluncurkan serangkaian upaya untuk mendorong sertifikasi industri makanan halal dan meningkatkan infrastruktur boga wisatawan muslim. Hal itu diakomodasi dalam pertemuan promosi perdagangan dan investasi yang dipimpin sendiri oleh Presiden Park Geun Hye.

“Kami harus meningkatkan infrastruktur pariwisata untuk menarik lebih banyak wisatawan dari Timur Tengah dan negara-negara Asia Tenggara setelah dicabutnya sanksi embargo untuk Iran,” kata Kementerian Kebudayaan, Olah Raga, dan Pariwisata.

Menurut data kementerian, jumlah turis Muslim meningkat dari 540 ribu orang pada 2012 menjadi 750 ribu pada 2014. Jumlahnya pun bisa. Diprediksi jumlahnya meningkat jadi 800 ribu orang pada 2016.

“Ketersediaan makanan halal menjadi faktor penting bagi turis muslim. Untuk itu, pemerintah Korea Selatan akan bekerja sama dengan komunitas pengusaha halal untuk meningkatkan jumlah makanan dan restoran halal di Korea Selatan,” kata Presiden Park Geun Hye.